Pages

Sabtu, 15 Maret 2014

Daftar yg Perlu Di siapkan sebelum Mendaki


Daftar Perlengkapan Mendaki Gunung yang Perlu Disiapkan

Mendaki gunung adalah hobi yang bagi sebagian orang adalah suatu tantangan tersendiri dalam hidupnya. Naik gunung bukan perkara mudah. Tanpa persiapan khusus, nyawa taruhannya, apalagi untuk pendaki pemula. Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah kawasan ring of fire. Hampir sepanjang pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara tersusun oleh gunung api. Mendaki gunung yang masih aktif tidak boleh sembarangan. Selain potensinya untuk meletus, gunung yang masih aktif seringkali mengeluarkan gas vulkanik yang sangat berbahaya seperti H2S, dan CO2. Oleh karena itu perlu persiapan matang saat hendak mendaki gunung.
Membuat daftar rencana perlengkapan naik gunung yang baik akan sangat membantu dalam pendakian nantinya.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk mendaki gunung. Mulai dari menata perjalanan, survei lokasi, persiapan fisik, persiapan mental yang mumpuni, peralatan yang harus dibawa dan tak lupa logistik atau persediaan makanan. Daftar perlengkapan naik gunung harus diperhatikan secara seksama dan bawalah sesuai kebutuhan. Jangan sampai membawa peralatan yang ternyata sia-sia tidak digunakan tetapi lupa membawa peralatan yang vital. Keselamatan adalah hal utama, jangan sampai keteledoran dalam mempersiapkan peralatan justru membawa bencana. Perlengkapan untuk naik gunung memang fleksible dan disesuaikan kebutuhan sang pendaki.
Berikut ini adalah perlengkapan-perlengkapan standar yang harus dimiliki oleh seorang pendaki gunung.

1. Peralatan Packing

Untuk packing bawalah tas yang mempunyai volume yang besar seperti tas carrier. Carilah carrier yang nyaman dan serta sudah teruji kualitasnya. Sediakan pula tas punggung biasa misalkan untuk naik ke puncak sementara carrier ditinggalkan di camp terakhir. Selalu sediakan raincover khusus untuk tas, sehingga peralatan dalam tas tidak basah dan rusak. Bagi penggemar fotografi, sediakanlah tas khusus kamera untuk menjaga kamera dari kerusakan.

2. Perlengkapan Camping

Tak jarang pendaki gunung harus bermalam di gunung bila jarak tempuh cukup jauh dan medan sulit untuk mencapai puncaknya. Untuk mensiasatinya biasanya dibuat tenda/shelter untuk bermalam. Untuk tenda, carilah tenda yang disesuaikan dengan jumlah anggota tim. Selalu bawa kantong tidur untuk menjaga suhu tubuh dan menghindari hipotermia. Untuk alas tidur gunakanlah matras. Jangan lupa untuk membawa peralatan masak semisal kompor kecil atau paraffin serta peralatan makan praktis seperti sendok dan garpu plastik. Dan yang paling penting adalah bahan makanan dan sumber air. Jangan lupa membawa logistik sesuai kebutuhan pendakian atau selama tenggat waktu tertentu. Usahakan mencari lokasi camp yang dekat dengan sumber air. Bawalah tempat air khusus untuk menyimpan bekal air minum selama perjalanan.

3. Pakaian

Bawalah pakaian hangat untuk melindungi tubuh dari hawa dingin. Jaket tebal dengan penutup bisa menjadi pilihan. Bawa baju ganti sesuai kebutuhan, bila perlu pakai baju berlapis untuk lebih menghangatkan tubuh. Jangan lupa membawa jas hujan untuk mengantisipasi cuaca buruk. Topi, penutup kepala, bandana, dan sarung tangan dapat dijadikan aksesoris tambahan untuk menghadapi suhu dingin pegunungan.

4. Alas Kaki

Alas kaki jelas sebagai penutup kaki untuk melindungi kaki dari kerikil, bebatuan, dan juga suhu dingin. Gunakanlah sepatu gunung untuk pendakian. Untuk medan bersalju gunakan sepatu es. Sepatu yang tepat akan membuat nyaman dalam pendakian dan tidak membuat kaki terluka. Selain sepatu siapkan pula sandal gunung bila perlu dan cadangan kaos kaki.

5. Perlengkapan Tambahan

Sediakanlah peralatan tambahan yang dirasa berguna dalam proses pendakian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Senter untuk penerangan di malam hari.
  • Peralatan P3K dan obat-obatan untuk keselamatan.
  • Korek api
  • Pisau serbaguna
  • Trashbag untuk mengumpulkan sampah yang dihasilkan selama pendakian.
  • Peta, Kompas, dan GPS untuk navigasi.
  • Tracking pole untuk membantu berjalan di medan yang sulit
  • Baterai cadangan untuk kamera, gps, dan senter.
  • Peralatan climbing seperti carabiner dan tali untuk pendakian mencari rute baru atau medan berlereng terjal.
  • Kacamata pelindung
  • Buku catatan
Cukup banyak bukan perlengkapan yang harus disiapkan untuk mendaki gunung. Keselamatan adalah prinsip utama. Persiapkanlah dengan baik perlengkapan yang ada untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebelum mendaki gunung, pahamilah karakter gunung yang akan didaki. Jalur mana yang mudah didaki, bagaimana medannya, hingga aktivitas vulkaniknya bila gunung yang didaki merupakan gunung api aktif. Untuk pendaki pemula usahakanlah untuk didampingi pendaki senior dan jangan mendaki gunung sendirian bila tidak berpengalaman. jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu selama pendakian. Jangan mengambil apapun kecuali gambar, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, jangan membunuh apapun kecuali waktu adalah prinsip dan pedoman seorang pecinta alam sejati. Semoga daftar perlengkapan naik gunung yang sudah diulas di sini membantu untuk mempersiapkan diri bagi mereka yang ingin mendaki gunung.


0 komentar:

Posting Komentar

 

cerita dari teman

Jalur Pendakian Gunung Lawu Gunung Lawu (3.265 m) berdiri kokoh diperbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak menyimpan sejuta misteri dan legenda. Dalam legenda Gunung Lawu dipercayai sebagai tempat bertapanya Raden Brawijaya atau dikenal dengan Sunan Lawu setelah mengundurkan diri dari kerajaan Majapahit, dan beliau dipercaya sebagai penguasa seluruh makhluk yang ada di Gunung Lawu. Gunung Lawu juga mempunyai kawah yang namanya sangat terkenal yakni Kawah Condrodimuko, yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat menggodok tokoh pewayangan yaitu Raden Gatutkaca, salah satu dari Pandawa Lima. Di gunung ini juga banyak tempat-tempat keramat antara lain Sendang Drajat, Argo Dalem, Argo Dumilah, Pasar Dieng, Batu Tugu "Punden Berundak", Lumbung Selayur, Telaga Kuning dan masih banyak lagi. Gunung ini juga ditumbuhi bunga Edelweis berwarna merah muda, kuning dan putih. Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi. Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas. Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Desa Cemoro Sewu maupun dukuh Cemoro kandang yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer merupakan gerbang pendakian ke puncak Lawu atau lebih dikenal dengan nama Argo Dumilah, letaknya berada tidak jauh dari kota dan dilintasi oleh jalan raya tertinggi di pulau Jawa yaitu sekitar 1.878 meter dari permukaan air laut. Karena letaknya yang mudah dijangkau, Gunung Lawu ini banyak dikunjungi pendaki pada Minggu dan hari-hari libur. Bahkan pada bulan Suro (Tahun Baru menurut penanggalan Jawa), kita akan menemui bahwa mereka yang mendaki bukan saja untuk ke puncak gunung Lawu, tetapi juga banyak diantaranya adalah peziarah, pertapa dan berbagai tujuan lainnya. Kedua daerah gerbang pendakian tersebut merupakan daerah berbentuk saddle antara daerah tujuan wisata Sarangan yang terkenal dengan danaunya dan Tawangmangu dengan air terjunnya. Kedua jalur Selatan ini adalah yang paling banyak dilalui karena jalurnya mudah dan pemandangannya sangat indah. Untuk mencapai daerah ini. Dari arah Surabaya menuju Madiun diteruskan ke Magetan dengan bus, kemudian naik colt menuju Sarangan (1.286 m.dpl), dari sini kita naik colt jurusan Tawangmangu turun di Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang. Kalau dari arah Solo, kita naik bus menuju Tawangmangu (1.000 m.dpl), lalu naik colt jurusan Sarangan berhenti di Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu. Angkutan umum/colt dari Tawangmangu ke Sarangan atau arah sebaliknya agak sulit ditemui mulai pukul 16.00 wib. Segala fasilitas umum antara lain hotel, wartel yang paling dekat adalah di daerah wisata Sarangan terletak 5 kilometer dari Cemoro Sewu atau di Tawangmangu yang juga merupakan tempat wisata. Walau demikian, kita dapat menginap dirumah-rumah penduduk. Kita juga bisa memenuhi kebutuhan logistik tambahan untuk pendakian di warung-warung yang ada di desa gerbang pendakian ini. Gerbang Jawa Timur ,lewat Desa Cemoro Sewu Desa Cemoro Sewu (1.800 m dpl) kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan merupakan gerbang pendakian dari jalur Jawa Timur adalah daerah yang sangat subur. Daerah yang dihuni 20 keluarga dengan mata pencaharian utama adalah bertani ini tampak hijau, bersih sehingga menyejukkan mata yang melihatnya. Penduduknya sangat rukun, suka gotong-royong, ramah terhadap para pendatang dan sangat peduli terhadap kebersihan lingkunganya, ini terbukti dengan didapatnya tropi Jawa Timur tahun 1991 dan Kalpataru untuk katagori Pengabdi Lingkungan tahun 1992 oleh Bapak Sardi Kamituwo desa Cemoro Sewu. Jalur yang dimulai dari Cemoro Sewu (1.800 m.dpl) ini adalah yang paling sering digunakan untuk pendakian, panjangnya 6.5 km, berupa jalan makadam mulai desa sampai mendekati puncak. Di desa Cemoro Sewu ini kita mempersiapkan air untuk perjalanan naik dan turun. Kita akan melewati hutan pinus dan akasia di sisi kiri dan kanan sampai pada ketinggian lk 3.000 m dpl. Dalam pendakian ini kita akan melewati 4 buah pos pada ketinggian 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan sampai di pos IV dengan ketinggian 2.800 m dpl dengan waktu 4 - 5 jam. Setelah pos IV ini pepohonan mulai rendah sampai kita harus menyusur punggungan, jalannya berupa tanah mendatar dan di sisi kanan terdapat jurang. Kurang lebih 10 menit kita akan sampai di Sendang Drajat, sebuah sumber air yang dianggap keramat oleh para peziarah. Di daerah sini biasanya juga digunakan untuk bertapa oleh orang-orang yang percaya bahwa akan mendapat "ilmu". Disini terdapat gua selebar 2 meter yang dapat kita pakai untuk bermalam. Didepan gua terdapat lubang sekitar satu meter yang kadangkala dapat ditemukan air. Jika tidak mau menginap di Sendang Drajat, kita dapat berjalan terus ke Argo Dalem, dengan melewati punggungan bukit sekitar 30 menit, kita akan menemukan pertigaan yang kekiri langsung menuju puncak Argo Dumilah ( 3.265 m dpl) sedang ke kanan menuju ke Argo Dalem (3.148m dpl). Dari pertigaan ini, untuk menuju puncak Argo Dumilah hanya membutuhkan waktu 10 menit. Alun-alun Argo Dalem merupakan hamparan padang terbuka bervegetasi perdu, memungkinkan kita untuk melihat kearah puncak maupun kelembah di bawahnya. Ada pondok utama yang biasanya menjadi tujuan peziarah yang datang, lengkap dengan barang-barang persembahannya Puncak Gunung Lawu berupa dataran yang berbukit-bukit dan terdapat titik trianggulasi. Dari arah puncak kita dapat menikmati pemandangan yang sangat menawan. Selain Matahari terbit, bila kita memandang ke arah barat, akan tampak puncak Gunung Merapi dan Merbabu, dan arah timur akan terlihat puncak Gunung Kelud, Butak dan Wilis. Gerbang Jawa Tengah: Desa Cemoro Kandang Jalur yang dimulai dari Desa Cemoro Kandang ini, panjangnya sekitar 12 km, juga paling sering digunakan untuk pendakian, karena tidak terlalu menanjak dan pemandangannya sangat indah. Diseberang gerbang pendakian terdapat warung-warung, juga bisa untuk menambah logistik, air juga harus dipersiapkan disini untuk perjalanan naik sampai turun lagi. Kita mulai perjalanan melalui hutan akasia dan pinus dengan kondisi jalan berbatu kurang lebih 1,5 jam, kita sampai pada PosI Taman Sari bawah. Kemudian kita melewati jalan tanah dari hutan cemara dan pinus selama sekitar 30 menit akan menemui Pos II Taman Sari Atas. Dari sini kita masih melewati hutan dan menyisir bukit, setelah perjalanan selama 2,5 jam kemudian kita sampai di pos III Penggik (2.760 m dpl). Dari pos penggik ini kita menuju ke Pos IV Cokrosuryo dengan melewati hutan, kemudian menyisir bukit, disebelah kiri kita adalah jurang, waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 jam. Jika tidak ingin menginap di Cokrosuryo kita bisa berjalan terus ke Argo Dalem dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Dalam perjalanan ke Argo Dalem kita akan menemui sebuah pos yang rusak di pertigaan yang kekanan ke Argo Dumilah dan yang lurus menuju Argo Dalem. Perlengkapan dan Tips Perjalanan Pendakian ke Gunung Lawu jika melalui Cemoro Kandang membutuhkan waktu 8-9 jam dan 5-6 untuk turun, sedang dari Cemoro Sewu dibutuhkan waktu 6-7 jam untuk pendakian dan 4-5 jam untuk turun. Pakaian yang tahan angin dan tahan air serta peralatan untuk tidur sebaiknya dibawa untuk kenyamanan perjalanan pendakian. Kalau ingin pendakian anda tidak terlalu ramai maka sebaiknya melakukan pendakian pada hari-hari biasa (senin-Jumat) Perijinan dan Pemanduan Untuk perijinan pendakian ke Gunung Lawu sampai saat ini masih belum ada keharusan ijin yang resmi dari instansi-instansi yang memangku daerah pendakian ini, dan anda cukup mendaftarkan diri ke petugas yang ada di pos pendakian Cemoro Kandang atau ke Bapak Sardi Kamituwo di desa Cemoro Sewu serta meninggalkan kartu pengenal diri. Bila anda ingin mengetahui tempat-tempat yang keramat di gunung ini, sebaiknya anda menggunakan pemandu untuk mengantar anda. Anda bisa menghubungi bapak Sardi untuk membantu kita untuk mencarikan pemandu yang mengetahui tempat-tempat keramat. Bila mengalami keadaan darurat di Gunung Lawu, kecelakaan atau rekan yang hilang, kita bisa menghubungi SAR SATKORLAK UNS Solo Jl. Urip Sumoharjo 110 Mesen Surakarta Telp. (0271) 41799, 47199. Pendakian Gunung Jawa Tengah |

Blogger templates

Blogroll

About