Pages

Minggu, 26 Desember 2010

Perlengkapan diri


Jaket adalah yang terpenting untuk menahan dinginya udara pegunungan. pililah jaket yang berbahan kedap angin maupun air.



Jas hujan perlu dibawa dan tempatkan pada kantong carieer paling atas untuk memudahkan mengambilan
Celana lebih bagus kalau yang bisa dipisah. jangan memakai Yang berbahan Jeans.karena celana Jeans apabila hujan akan berat dan menyusut serta lama kering.pakailah celana yang longgar dari perut sampai paha.dari bahan katun atau bahan campuran parasit yang mudah kering
Kaos kaki dari bahan wool usahakan mempunyai 2 pasang
Sepatu yang bagus adalah yang mempunyai sol kasar, dan diatas mata kakipakailah Gaiter pelengkap pada kaki untuk menahan air hujan yg masuk kedalam sepatu, juga bagus untuk menghangatkan kaki dari dinginnya udara

Topi rimba untuk menahan terik matahari dimusim kemarau sangatlah bagus..karena dari bahan katun menyerap keringat. tapi untuk cuaca hujan carilah yang berbahan parasit yang kedap air

Perlengkapan tidur bawalah matras spoon ,dan jangan lupa membawa sleeping bag

Flysheet atau ponco bisa digunakan senagai tenda darurat atau bivak..Tenda adalah wajib bagi pendaki dan penjelajah hutan dan gunung.

Perlengkapan memasak..Ringkoat atau rantang tumpuk ABRI cocok sebagai alat masak .atau Trangia rantang khusus dengan kompor berbahan sepritus cair
 
 
Perbekalan yg cukup dan persiapan yg matang badan yg sehat..siap melakukan perjalanan yg panjang dan melelahkan ,beban yg berat untuk suatu pendakian akan meringankan kebutuhan yg diperlukan bagi seorang pendaki



1.jika mendaki gunung2x tropis usahakan gunakan baju lengan panjang untuk menghindari,panas matahari,serangga,ranting dan beberapa tanaman penyengat..

2.jangan gunakan celana jeans ketika mendaki,selain kaku,mudah menyerap air ( hujan repot bgt ),berat sangat susah jika kita menemui tanjakan2x yg ekstrem,gunakan celana berbahan ringan,mudah kering,tahan air namun bisa menyerap keringat

3.gunakan pakaian dengan warna2 mencolok ( raincoat,coverbag ) agar jelas dan terang ( mengantisipasi jika terjadi hal2xx yg tidak kita inginkan )

4.gunakan gaiter dengan melihat kondisi gunung

5.bawalah pakaian ganti dan dalam secukupnya dengan menghitung lama perjalanan ( kebanyakan pakaian mw pindahan ..) dengan memisah kan pakaian lapangan/tidur/baju ganti selama perjalanan

6.bawalah ponco/jas hujan ( yang kuat punya tentara ) selama perjalanan sebab multi fungsi ( bivak,hujan2an,matras selimut dll ) dan rain coat

7.biasakan menggunakan penutup kepala ( topi,bandana ,balaclava )

8.gunakan kaos kaki yang mudah menyerap keringat / ( berbahan tebal ),melindungi mata kaki.jangan gunakan kaos kaki kantoran karena bakal menimbulkan friksi antara kaki dan sepatu

9.gunakan pakaian dalam dengan bahan yang nyaman / salah menggunakan celana dalam bisa membuat lecet2x daerah selangkangan yang bakalan mengganggu kenyamanan perjalanan kita


Perlengkapan hiking
Apa saja yang harus dibawa untuk mendaki gunung, berikut ini adalah perlengkapan yang perlu dibawa untuk pendakian yang dilakukan selama dua hari (hari ini naik, besok turun).

Perlengkapan Tim
  • dome
  • kompor
  • bahan bakar (gas/parafin/spiritus/minyak tanah)
  • nesting pots
  • peralatan navigasi (peta topo, kompas, GPS, jam tangan)
  • kamera, baterai cadangan
  • PPPK (perban, obat merah, plester, obat sakit kepala, obat demam, obat diare, obat flu, obat pereda rasa sakit, krim otot, oralit, gunting kecil)
  • tali rafia/ tali pramuka
  • belati/parang, webbing, carabiner, victorinox
  • barang 2 ini bisa dibagi sama rata dengan kelompok
Logistik
  • mie instan
  • biskuit
  • sarden
  • kornet
  • telur
  • buah
  • beras
  • havermout
  • sayur-sayuran
  • mentega/margarine
  • bumbu masak
  • air putih min. 3 liter
  • kopi, energen, teh, cereal
Perlengkapan Pribadi
  • carrier, backpack, bag cover
  • matras
  • sleeping bag
·         sepatu trekking/sandal gunung, sandal
  • senter/headlamp, baterai, baterai cadangan
  • perlengkapan mandi, sunblock
  • catatan kecil, pena
  • korek api, pisau dapur
  • tisu gulung/toilet paper, tisu basah
  • sendok, garpu, piring, gelas
  • benang, jarum, peniti, korek cadangan, cermin, gunting kuku
  • plastik, kresek
Pakaian
  • raincoat
  • pakaian jalan
  • pakaian tidur
  • pakaian ganti
  • pakaian dalam
  • kaos kaki, kaos tangan
  • topi, slayer, gaiter, balaclava
Note:
  1. Pakaian dll yang perlu dilindungi dari air dan embun dibungkus dengan plastik atau kresek.
  2. Minimalkan sampah.
  3. Tiga hal penting dalam packing: Balance, Comfort, Safety.




HIMPALAUNAS.COM, JAKARTA - Dalam kegiatan pendakian di Indonesia, hampir semua pendaki tentu mengenal dan membawa makanan yang satu ini. Selain mudah dan praktis dibawa, makanan ini juga cukup ekonomis. Adalah Mie Instan, makanan yang kian  hari kian popular bagi kegiatan pendakian.
Mie instan sepertinya juga menjadi perbekalan wajib bagi pendaki gunung. Di bandingkan dengan beras yang sama-sama kaya karbohidrat, mieinstan masih jauh lebih unggul dan popular. Jika kita membawa beras, selain cukup memberatkan logistik, untuk memasaknya juga butuh waktu agak lama sampai benar-benar (matang).
Namun di sisi lain ada yang harus kita ketahui tentang konsumsi mie instan saat kegiatan pendakian. Harus diakui mie instan termasuk "junk food" dan apabila di konsumsi terlalu sering bisa mengganggu kesehatan. Terutama akan mengganggu fungsi kerja otak akibat kandungan MSG (monosodium glutamat) yang berlebih dan bahan pengawet lainnya di dalam bumbunya.
Misalnya,jika kita berencana melakukan pendakian selama 4 hari, lalu ketika berkemah dan ingin makan, dalam rentang waktu tersebut kita selalu mengonsumsi mie instan, berarti apa yang kita lakukan sudah termasuk kedalam kategori bahaya. Memang dampaknya tidak langsung terlihat.
Namun, seiring waktu akan mempengaruhi kesehatan Anda di masa mendatang. Sah-sah saja mengonsumsi mie instan selama tidak berlebihan. Para ahli menyarankan untuk mengonsumsinya 2 kali dalam seminggu, karena mie sebenarnya akan sulit dicerna dalam usus. Disarankan saat ingin mengonsumsi mie instan,  tambahkan telur dan sayuran agar kandungan nilai gizinya ikut meningkat.
Ada beberapa mitos kecil mengenai mie instan, diantaranya;
1) Penggunaan Styrofoam pada kemasan mie instan sangat berbahaya, apalagi jika kena air panas. Faktanya, styrofoam untuk mi instan terbukti aman digunakan, karena telah melewati standar BPOM. Kemasan yang dipakai untuk mi instan adalah styrofoam khusus untuk makanan. Jika mi instan menempel pada kemasan ketika diseduh, hal itu karena tingginya kadar minyak dalam mi. Desain pun dibuat berbeda, yaitu dengan menambahkan gerigi di bagian atas sehingga tak langsung panas di tangan.
2) Mieinstan kenyal karena berbahan baku karet. Faktanya, tidak ada bahan karet dalam mi instan. Mi instan dibuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi dan pilihan terbaik seperti tepung terigu yang sudah difotifikasi dengan zat besi, zinc, vitamin B1, B2, dan asam folat. Begitu pun dengan bumbu, yaitu bawang merah, cabe merah, bawang putih, dan rempah-rempah.
3) Mieinstan mengandung lilin sehingga airnya menguning ketika dimasak. Faktanya, mie instan tidak mengandung lilin. Lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Lilin pun sebenarnya ada secara alami dalam apel dan kubis. Jika kubis dicuci, kubis tidak langsung basah. Jika apel digosok, apel akan mengkilap. Hal itu karena adanya lilin alami dalam kubis dan apel. Dalam mi instan, yang merupakan produk kering, lilin sama sekali tidak dibutuhkan.
Nah beragam informasi ini bukan bertujuan untuk membuat Anda menjadi phobia terhadap mie instan atau menjauhi makanan praktis dan lezat ini, namun lebih sebagai bahan pertimbangan anda dalam perencanaan logistic saat pendakian dan dalam kehidupan sehari-hari. (berbagai sumber/Dimas Aji/dns)

1 komentar:

 

cerita dari teman

Jalur Pendakian Gunung Lawu Gunung Lawu (3.265 m) berdiri kokoh diperbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak menyimpan sejuta misteri dan legenda. Dalam legenda Gunung Lawu dipercayai sebagai tempat bertapanya Raden Brawijaya atau dikenal dengan Sunan Lawu setelah mengundurkan diri dari kerajaan Majapahit, dan beliau dipercaya sebagai penguasa seluruh makhluk yang ada di Gunung Lawu. Gunung Lawu juga mempunyai kawah yang namanya sangat terkenal yakni Kawah Condrodimuko, yang dipercaya masyarakat sekitar sebagai tempat menggodok tokoh pewayangan yaitu Raden Gatutkaca, salah satu dari Pandawa Lima. Di gunung ini juga banyak tempat-tempat keramat antara lain Sendang Drajat, Argo Dalem, Argo Dumilah, Pasar Dieng, Batu Tugu "Punden Berundak", Lumbung Selayur, Telaga Kuning dan masih banyak lagi. Gunung ini juga ditumbuhi bunga Edelweis berwarna merah muda, kuning dan putih. Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi. Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas. Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Desa Cemoro Sewu maupun dukuh Cemoro kandang yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer merupakan gerbang pendakian ke puncak Lawu atau lebih dikenal dengan nama Argo Dumilah, letaknya berada tidak jauh dari kota dan dilintasi oleh jalan raya tertinggi di pulau Jawa yaitu sekitar 1.878 meter dari permukaan air laut. Karena letaknya yang mudah dijangkau, Gunung Lawu ini banyak dikunjungi pendaki pada Minggu dan hari-hari libur. Bahkan pada bulan Suro (Tahun Baru menurut penanggalan Jawa), kita akan menemui bahwa mereka yang mendaki bukan saja untuk ke puncak gunung Lawu, tetapi juga banyak diantaranya adalah peziarah, pertapa dan berbagai tujuan lainnya. Kedua daerah gerbang pendakian tersebut merupakan daerah berbentuk saddle antara daerah tujuan wisata Sarangan yang terkenal dengan danaunya dan Tawangmangu dengan air terjunnya. Kedua jalur Selatan ini adalah yang paling banyak dilalui karena jalurnya mudah dan pemandangannya sangat indah. Untuk mencapai daerah ini. Dari arah Surabaya menuju Madiun diteruskan ke Magetan dengan bus, kemudian naik colt menuju Sarangan (1.286 m.dpl), dari sini kita naik colt jurusan Tawangmangu turun di Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang. Kalau dari arah Solo, kita naik bus menuju Tawangmangu (1.000 m.dpl), lalu naik colt jurusan Sarangan berhenti di Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu. Angkutan umum/colt dari Tawangmangu ke Sarangan atau arah sebaliknya agak sulit ditemui mulai pukul 16.00 wib. Segala fasilitas umum antara lain hotel, wartel yang paling dekat adalah di daerah wisata Sarangan terletak 5 kilometer dari Cemoro Sewu atau di Tawangmangu yang juga merupakan tempat wisata. Walau demikian, kita dapat menginap dirumah-rumah penduduk. Kita juga bisa memenuhi kebutuhan logistik tambahan untuk pendakian di warung-warung yang ada di desa gerbang pendakian ini. Gerbang Jawa Timur ,lewat Desa Cemoro Sewu Desa Cemoro Sewu (1.800 m dpl) kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan merupakan gerbang pendakian dari jalur Jawa Timur adalah daerah yang sangat subur. Daerah yang dihuni 20 keluarga dengan mata pencaharian utama adalah bertani ini tampak hijau, bersih sehingga menyejukkan mata yang melihatnya. Penduduknya sangat rukun, suka gotong-royong, ramah terhadap para pendatang dan sangat peduli terhadap kebersihan lingkunganya, ini terbukti dengan didapatnya tropi Jawa Timur tahun 1991 dan Kalpataru untuk katagori Pengabdi Lingkungan tahun 1992 oleh Bapak Sardi Kamituwo desa Cemoro Sewu. Jalur yang dimulai dari Cemoro Sewu (1.800 m.dpl) ini adalah yang paling sering digunakan untuk pendakian, panjangnya 6.5 km, berupa jalan makadam mulai desa sampai mendekati puncak. Di desa Cemoro Sewu ini kita mempersiapkan air untuk perjalanan naik dan turun. Kita akan melewati hutan pinus dan akasia di sisi kiri dan kanan sampai pada ketinggian lk 3.000 m dpl. Dalam pendakian ini kita akan melewati 4 buah pos pada ketinggian 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan sampai di pos IV dengan ketinggian 2.800 m dpl dengan waktu 4 - 5 jam. Setelah pos IV ini pepohonan mulai rendah sampai kita harus menyusur punggungan, jalannya berupa tanah mendatar dan di sisi kanan terdapat jurang. Kurang lebih 10 menit kita akan sampai di Sendang Drajat, sebuah sumber air yang dianggap keramat oleh para peziarah. Di daerah sini biasanya juga digunakan untuk bertapa oleh orang-orang yang percaya bahwa akan mendapat "ilmu". Disini terdapat gua selebar 2 meter yang dapat kita pakai untuk bermalam. Didepan gua terdapat lubang sekitar satu meter yang kadangkala dapat ditemukan air. Jika tidak mau menginap di Sendang Drajat, kita dapat berjalan terus ke Argo Dalem, dengan melewati punggungan bukit sekitar 30 menit, kita akan menemukan pertigaan yang kekiri langsung menuju puncak Argo Dumilah ( 3.265 m dpl) sedang ke kanan menuju ke Argo Dalem (3.148m dpl). Dari pertigaan ini, untuk menuju puncak Argo Dumilah hanya membutuhkan waktu 10 menit. Alun-alun Argo Dalem merupakan hamparan padang terbuka bervegetasi perdu, memungkinkan kita untuk melihat kearah puncak maupun kelembah di bawahnya. Ada pondok utama yang biasanya menjadi tujuan peziarah yang datang, lengkap dengan barang-barang persembahannya Puncak Gunung Lawu berupa dataran yang berbukit-bukit dan terdapat titik trianggulasi. Dari arah puncak kita dapat menikmati pemandangan yang sangat menawan. Selain Matahari terbit, bila kita memandang ke arah barat, akan tampak puncak Gunung Merapi dan Merbabu, dan arah timur akan terlihat puncak Gunung Kelud, Butak dan Wilis. Gerbang Jawa Tengah: Desa Cemoro Kandang Jalur yang dimulai dari Desa Cemoro Kandang ini, panjangnya sekitar 12 km, juga paling sering digunakan untuk pendakian, karena tidak terlalu menanjak dan pemandangannya sangat indah. Diseberang gerbang pendakian terdapat warung-warung, juga bisa untuk menambah logistik, air juga harus dipersiapkan disini untuk perjalanan naik sampai turun lagi. Kita mulai perjalanan melalui hutan akasia dan pinus dengan kondisi jalan berbatu kurang lebih 1,5 jam, kita sampai pada PosI Taman Sari bawah. Kemudian kita melewati jalan tanah dari hutan cemara dan pinus selama sekitar 30 menit akan menemui Pos II Taman Sari Atas. Dari sini kita masih melewati hutan dan menyisir bukit, setelah perjalanan selama 2,5 jam kemudian kita sampai di pos III Penggik (2.760 m dpl). Dari pos penggik ini kita menuju ke Pos IV Cokrosuryo dengan melewati hutan, kemudian menyisir bukit, disebelah kiri kita adalah jurang, waktu yang dibutuhkan sekitar 1,5 jam. Jika tidak ingin menginap di Cokrosuryo kita bisa berjalan terus ke Argo Dalem dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Dalam perjalanan ke Argo Dalem kita akan menemui sebuah pos yang rusak di pertigaan yang kekanan ke Argo Dumilah dan yang lurus menuju Argo Dalem. Perlengkapan dan Tips Perjalanan Pendakian ke Gunung Lawu jika melalui Cemoro Kandang membutuhkan waktu 8-9 jam dan 5-6 untuk turun, sedang dari Cemoro Sewu dibutuhkan waktu 6-7 jam untuk pendakian dan 4-5 jam untuk turun. Pakaian yang tahan angin dan tahan air serta peralatan untuk tidur sebaiknya dibawa untuk kenyamanan perjalanan pendakian. Kalau ingin pendakian anda tidak terlalu ramai maka sebaiknya melakukan pendakian pada hari-hari biasa (senin-Jumat) Perijinan dan Pemanduan Untuk perijinan pendakian ke Gunung Lawu sampai saat ini masih belum ada keharusan ijin yang resmi dari instansi-instansi yang memangku daerah pendakian ini, dan anda cukup mendaftarkan diri ke petugas yang ada di pos pendakian Cemoro Kandang atau ke Bapak Sardi Kamituwo di desa Cemoro Sewu serta meninggalkan kartu pengenal diri. Bila anda ingin mengetahui tempat-tempat yang keramat di gunung ini, sebaiknya anda menggunakan pemandu untuk mengantar anda. Anda bisa menghubungi bapak Sardi untuk membantu kita untuk mencarikan pemandu yang mengetahui tempat-tempat keramat. Bila mengalami keadaan darurat di Gunung Lawu, kecelakaan atau rekan yang hilang, kita bisa menghubungi SAR SATKORLAK UNS Solo Jl. Urip Sumoharjo 110 Mesen Surakarta Telp. (0271) 41799, 47199. Pendakian Gunung Jawa Tengah |

Blogger templates

Blogroll

About