Gunung Cikuray "Pendakian Dengkul
Ketemu Dada"
Gunung Cikuray merupakan salah satu
gunung yang terdapat di Kabupaten Garut yang memiliki ketinggian 2845 mdpl yang
merupakan tanah tertinggi di kabupaten yang berjuluk Swiss Van Java ini. Bentuk
yang hampir menyerupai kerucut sempurna jika dilihat dari pusat kota garut,
sudah cukup untuk membuat darah para petulalang berdesir untuk segera
mengunjunginya. Disekitar gunung ini pun mempunyai banyak panorama alam
yang sangat indah dan layak untuk kita kunjungi.
Untuk mencapai trek awal pendakian
Gunung Cikuray kita harus menuju pos Pemancar yang ada di tengah perkebunan teh
di daerah Cilawu, Garut. Opsi pertama, Kita bisa naik angkot dengan jurusan
Cilawu dan turun di pertigaan Kebun Teh. Bilang saja ke sopir angkot pasti
mereka sudah paham. Dari pertigaan kita bisa menaiki ojek hingga pos pemancar
di kaki gunung Cikuray.
Catatan : Untuk menuju pos pemancar
dengan mencarter kendaraan, alangkah baiknya mencari kenalan kendaraan yang
benar benar sanggup mengantarkan ke pos pemancar. Jangan terlalu mudah percaya
dengan tawaran calo angkot di Terminal Guntur. Atau bisa PM saya saja untuk
info kontak carter kendaraan yang dapat dipercaya.
·
Bis Jakarta - Garut: Primajasa Rp 35.000, turun terminal Guntur.
·
Angkutan Terminal Guntur - Cilawu (daerah kaki gunung Cikuray): Carter
angkot Rp 150.000, per orang biasanya Rp 7000 - Rp 15.000
·
Dari Cilawu ke pemancar (awal mula pendakian): ojek per orang Rp 30.000,
truk carter per orang Rp 20.000, angkot carter per orang Rp 10.000 cuma sampai
pos penjagaan. Jalan kaki lebih baik lewat Dayeuhmanggung, karena lebih cepat
dan tidak lewat pos penjagaan yang mengharuskan bayar dan birokrasi ribet.
Hehe.
·
Sampai pemancar, tinggal berdoa dan naik. Dan air tidak ada di sepanjang
jalur sampai puncak, jadi cobalah untuk membawa air secukupnya sejak dari
pemancar.
Have a good trip, mates! :)
Gunung Cikuray merupakan salah satu
gunung yang terdapat di Kabupaten Garut yang memiliki ketinggian 2845 mdpl yang
merupakan tanah tertinggi di kabupaten yang berjuluk Swiss Van Java ini. Bentuk
yang hampir menyerupai kerucut sempurna jika dilihat dari pusat kota garut,
sudah cukup untuk membuat darah para petulalang berdesir untuk segera
mengunjunginya. Disekitar gunung ini pun mempunyai banyak panorama alam
yang sangat indah dan layak untuk kita kunjungi.
Untuk mencapai trek awal pendakian
Gunung Cikuray kita harus menuju pos Pemancar yang ada di tengah perkebunan teh
di daerah Cilawu, Garut. Opsi pertama, Kita bisa naik angkot dengan jurusan
Cilawu dan turun di pertigaan Kebun Teh. Bilang saja ke sopir angkot pasti
mereka sudah paham. Dari pertigaan kita bisa menaiki ojek hingga pos pemancar
di kaki gunung Cikuray.
Catatan : Untuk menuju pos pemancar
dengan mencarter kendaraan, alangkah baiknya mencari kenalan kendaraan yang
benar benar sanggup mengantarkan ke pos pemancar. Jangan terlalu mudah percaya
dengan tawaran calo angkot di Terminal Guntur. Atau bisa PM saya saja untuk
info kontak carter kendaraan yang dapat dipercaya.
Baru sampe pemancar saja kami semua
sudah cukup kelelahan pikirku. Bagaimana jika nanti kita melewati trek
sesungguhnya mendaki gunung Cikuray ini ??, semoga kita semua diberi kekuatan
dan kelancaran. Kira kira tepat pukul 10 pagi melangkah ke jalur utama
pendakian. Trek pertama membelah perkebunan teh yang kemudian jalan akan
bercabang 2. Pilihlah arah kanan karena jika mengambil arah kiri maka kita akan
melewati perkebunan dengan trek yang lebih terjal dan mungkin pun kita bisa
tersesat diantara ladang penduduk. Selepas ladang kita masuk di batas hutan.
Trek dari sini mulai menanjak dengan kondisi yang licin apabila hujan sedang
mengguyur. Dari sini kita semua sudah tampak kelelahan, berjalan perlahan lahan
dengan sisa semangat yang telah dihancurkan oleh angkot laknat.
Akhirnya kita tiba di pos 1 setelah
berjalan kurang lebih 60 menit. Kita disini sempatkan untuk beristirahat
sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Setelah dirasa cukup kami pun melangkah
kembali, kali ini trek semakin menantang dengan tanjakan tanjakan yang cukup
membuat dengkul kendor. Beberapa kali beristirahat untuk memulihkan tenaga.
Berjalan hampit 60 menit kami tiba di Pos 2.
Di pos 2 ini terdapat pipa air yang bisa
digunakan oleh para pendaki. Selepas pos 2 trek tetap di bawah kanopi pohon
pohon besar sehingga tak perlu takut kulit hitam terpapar sinar matahari,
hehehe. Trek juga semakin aduhai dengan kemiringan yang lebih ekstrim.
Terkadang kita pun harus semi reppeling dengan berpegangan akar akar pohon yang
menjuntai untuk terus bergerak maju, bahkan kalo saya bisa menyebutnya dengan
trek 3D (Dengkul ketemu dada ketemu dagu). Kami pun
semakin banyak beristirahat di trek yang
kejam ini, 10 langkah berjalan 10 menit beristirahat. Bahkan si Ika dan Abi
sangat sering tiduran di tengah jalur, bahkan bagi para pendaki mungkin mereka
ini bagaikan polisi tidur di tengah jalur, hahaha.
90 menit berjalan kami akhirnya tiba di
pos 3. Pos yang tidak terlalu
lebar tapi bisa digunakan untuk mendirikan beberapa tenda. Kami tetap
melanjutkan perjalanan karena tujuan kami awal adalah puncak. Karena hanya
puncak Cikuray yang terdapat banyak spot untuk mendirikan tenda. Berhubung kami
membawa banya anggota akhirnya diputuskan untuk para porter kulkas yang membawa
tenda untuk segera melangkah cepat dan mendirikan tenda dipuncak. Karena kaki
saya tidak kuat berjalan cepat akhirnya saya lebih memilih untuk mencari alibi
menemani anggota wanita dengan menjadi penyapu ranjau di belakang, hahaha. Tim
kaki dewa pun melesat jauh meninggalkan kami tim kaki
polio. Ditengah perjalanan kami
sempatkan untuk memasak mie instan tepatnya di pos 4. Perut yang berbunyi dan
kaki yang lemas kehilangan tenaga sudah tidak dapat ditolerir.
0 komentar:
Posting Komentar